Pages

Ahlan wa Sahlan

Bismillah..
ku mencoba berbagi sedikit ilmu
Semoga bermanfaat...
terima kasih atas kunjungannya

Search This Blog

Tuesday, April 20, 2010

Tarbiyatul Aulaad

Seorang ibu 3 kali lebih layak diutamakan daripada ayah untuk dihormati anaknya karena Ibu punya 3 peran yaitu Ibu kandung, ibu susu, dan ibu guru. Peran Ibu sebagai ibu guru atau pendidik inilah yang paling utama, karena dimulainya pun sejak anak dalam kandungan.
Ibu yang baik adalah yang bisa mengantarkan kesuksesan untuk anak-anaknya. Kesuksesan yang nyata adalah cita-cita yang panjang dengan titik akhir di Negeri Abadi. Hidup ini hanya kesenangan yang menipu, begitu banyak fitnah di dalamnya, maka kita harus mengingatkan anak kita agar tidak mudah tertipu dengan tolok ukur yang semu. Kita harus memancangkan cita-cita anak-anak kita di Negeri Abadi, kita harus mengajarkan mereka tentang cita-cita ini juga mengajarkan tentang mengendalikan hawa nafsu.
Hal yang sangat perlu diperhatikan dalam mendidik anak adalah memahami anak-anak. Kita tentunya tidak hanya akan punya satu anak, karena Rasulullah SAW bangga dengan kaumnya yang banyak..juga dunia ini membutuhkan generasi yang sholih..dan itu berasal dari rahim kita para muslimah. Anak-anak kita walaupun berasal dari rahim yang sama, karakter mereka akan berbeda satu sama lain. Sehingga kita harus mengamati sifat khasnya masing-masing. Anak-anak juga akan menjalani proses atau tahapan perkembangan. Seorang Ibu harus memahami di tahap apa saat ini si anak berada. Sangat baik sekali jika kita punya catatan khusus untuk tiap anak-anak kita. Sehingga kita punya data yang lengkap tentang tumbuh kembangnya. Kita harus mengetahui kapan masanya anak-anak masih perlu bermain, kapan harus mulai menanamkan kedisiplinan, dan kapan kita harus memposisikan mereka sebagai mitra kita. Semuanya mempunyai karakteristik pendekatan yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat. Begitulah kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.
Hal memilih metode pendidikan juga penting untuk dikuasai. Metode Pendidikan dalam Islam ada lima yaitu melalui Keteladanan, Pembiasaan, Pemberian Nasehat, melaksanakan Mekanisme Kontrol dan terakhir yang juga merupakan pengaman hasil pendidikan adalah melalui Sistem sangsi. Dari kelima metode tersebut, sudah pasti keteladanan adalah metode yang paling efektif. Oleh karena itu, bagi calon orangtua sangat disarankan telah memiliki kebiasaan hidup yang baik karena itulah yang akan terlihat dalam keseharian bersama anaknya dan akan ditiru.
Setelah Metode, berikutnya adalah muatan pendidikan itu sendiri. Hal-hal yang perlu kita ajarkan kepada anak-anak kita adalah : (1) Pendidikan Keimanan (2) Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran atau intelektual (4) Pendidikan Fisik (5) Pendidikan Sosial (6) Pendidikan Kejiwaan/Kejenisan (sexual education) dan (7) Pendidikan Kepribadian. Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.
Setelah semuanya kita lakukan, kita harus sudah punya target pribadi seperti apakah yang kita harapkan akan muncul pada diri anak-anak kita. Kita harus bisa membaca potensi apa yang dimiliki anak-anak kita. Kita juga harus membina di sisi mana anak kita masih kurang baiknya. Tentunya kita menginginkan anak-anak kita memiliki 10 karakter muslim sejati yaitu Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain. Karena anak-anak yang demikianlah yang dinanti oleh Islam dan juga yang dapat menjadi investasi akhirat bagi kita.
Insya Allah, Allah Ta’ala akan mengganjar kita dengan pahala terbaik, sesuai jerih payah kita dalam mendidik anak-anak kita. Tentunya juga kita ingin kelak dikumpulkan bersama suami dan anak-anak kita di surgaNya..

Wasiat Umiya…

Tujuan menikah…tak sekedar untuk menjaga atau mengendalikan hawa nafsu atau romantisme. Nikah bukanlah karena kebutuhan..jika nikah karena kebutuhan maka tidak ada nilainya. Padahal tanpa mengutamakannya pun hal tersebut sudah pasti akan ada dalam kehidupan kita nantinya. Tujuan menikah yang prinsip adalah untuk ibadah. Karena tujuannya untuk ibadah, maka selayaknya kita harus membebaskannya dari pengaruh nafsu. Maksudnya terpengaruh nafsu misal dengan pilih-pilih kriteria yang sifatnya lahiriah. Kita punya sarana melalui BKKBS.. atau melalui wali kita, yang mengenal betul diri kita, terlebih tanggung jawab menikahkan anak perempuan juga merupakan tanggung jawab walinya.
Seorang akhowat dapat dibilang siap nikah menurut beliau ketika tidak lagi suka menuntut dan cucian tidak numpuk. Dalam kehidupan rumah tangga, kita akan dihadapkan dengan orang yang sebelumnya tidak kita kenal sama sekali. Kita tidak dapat mengharap bahwa suami kita kelak adalah orang luar biasa yang nantinya akan membimbing kita..mungkin malah sebaliknya kita yang harus membimbingnya. Kita harus dapat menerima segala kekurangan yang mungkin ada pada dirinya. Kita harus dapat bersikap asertif pada suami kita. Sensitivitas kita juga akan teruji saat ini.
Cucian tidak numpuk..ini adalah isyarat penggambaran saja. Seorang akhowat yang akan menikah, selayaknya adalah yang sudah memiliki kemampuan manajemen diri yang baik. Karena tugas-tugas kita nantinya lebih banyak tugas manajemen.
So… Sudah siap ukh..??

Kesalahan dalam merawat wajah

Wajah kita Cuma satu kan..? yah ini satu-satunya aset kita hingga kita tua nanti. Memang sich menjaga penampilan bukan segalanya.. tapi coba menyikapinya sebagai salah satu ikhtiar kita untuk menjaga dan mensyukuri nikmat Allah Ta’ala ini.
Merawat wajah pun tidak bisa asal-asalan. Kulit wajah itu lebih sensitif daripada kulit bagian tubuh kita yang lainnya. Kesalahan dalam merawat wajah bisa menimbulkan akibat fatal.
Simak dulu beberapa kesalahan dalam merawat kulit wajah berikut agar kita bisa menghindari:
Kesalahan: Menggunakan Sabun untuk Membersihkan Wajah
Solusi: Segera ganti sabun yang Anda pakai dengan busa pembersih wajah yang lembut. Sabun hanya akan membuat kulit mengalami kekeringan, sehingga semua kandungan minyak alami pada kulit akan hilang. Asal Anda tahu, sabun adalah golongan deterjen yang harus dihindari oleh wajah. Kulit wajah pada umumnya akan terlihat lebih bercahaya tanpa sabun.
Kesalahan: Tidak membersihkan wajah pada waktunya
Solusi: Jangan pernah menunda untuk membersihkan wajah setelah seharian beraktivitas di luar rumah. Segera lakukan sesampainya Anda di rumah. Jangan biarkan kotoran yang sudah menumpuk seharian berada terlalu lama pada kulit wajah. Bila tidak akan keluar rumah lagi, segera bersihkan wajah Anda dengan produk perawatan yang sesuai dengan jenis kulit Anda.
Kesalahan: Tidak memakai krim mata / eye cream
Solusi: Pilihlah krim mata yang bisa digunakan pada pagi dan malam hari. Daerah mata adalah indikator utama dari wajah yang menunjukkan penuaan. Itu sebabnya produk yang diformulasikan untuk daerah sekitar mata punya kandungan nutrisi lebih banyak dibandingkan pelembab yang biasa Anda gunakan. Hindari pemakaian krim mata yang terlalu tinggi konsentrasinya karena punya kemungkinan untuk menggumpal pada wajah.
Kesalahan: Lebih Memilih Minum Diet Soda dibandingkan Air Putih
Solusi: Dampak meminum minuman yang mengandung soda, termasuk diet soda tidak menguntungkan bagi kadar kelembaban kulit dibandingkan air putih. Pasalnya, zat bicarbonat pada soda bersifat menyerap kadar air pada sel-sel tubuh, sehingga kulit bisa mengalami dehidrasi apabila konsumsi minuman bersoda cukup sering dilakukan. Biasakan untuk minum air putih agar kelembaban tubuh senantiasa terjaga.
Kesalahan: Tidak menggunakan sunblock setiap hari.
Solusi: Gunakan sunblock dengan kandungan SPF(Sun Protection Factor) 15 setiap hari. Tidak pernah ada kata terlambat untuk melindungi kulit Anda dari paparan sinar matahari. Penggunaan sunblock penting untuk melindungi kulit dari penuaan dini dan flek/noda.

Monday, April 5, 2010

Friday, April 2, 2010

Dakwah keluarga…

Keluarga seharusnya adalah target pertama dan utama kita dalam dakwah. seperti yang Rasulullah SAW ajarkan pada kita semua. beliau memulai dakwahnya pada keluarganya, kerabatnya, shahabatnya, semakin luas dan semakin banyak. satu hal yang seharusnya kita anggap aneh jika kita di kampus mobat-mabit beraktivitas di mana-mana.. kelompok binaannya banyak dan keren-keren.. tapi kalo ditilik keluarganya ternyata, masih banyak ‘PR’nya…
Intensitas dan kapasitas perhatian kita pada keluarga kita atau pada dakwah kampus kita.. mana yang lebih besar..?? sudah proporsionalkah?? kalo kita setiap pekan mengecek mutabaah yaumiyah binaan kita, apakah sudah demikian juga kita mengecek mutabaah yaumiyah adek kita sendiri di rumah? kita sampe puzing kalo adek binaan ada yang kena ‘VMJ’ virus merah jahat, sudahkah kita mengecek sms di HP atau diary adek kita,cek kondisi hatinya, klo tiap halaqoh kita dengarkan curhat mereka.. qodloya dan rowa’I mereka.. sudahkah kita membagi telinga kita untuk dengarkan curhat saudara kita,keluh kesah orangtua kita?
Belum terlambat saudaraku…
mulai sekarang!!!
Ada yang bilang cerminan kita berhasil dakwah keluarga saat penyelenggaraan walimah pernikahan kita. Saat itu semua teman kita akan melihat sudah seperti apa keluarga kita. Sebenarnya bukan urusan walimahnya, tapi bagaimana kita mengkomunikasikan idealisme kita dan pendapat kita bisa didengar keluarga kita termasuk keluarga besar kita. Hal itu tentu bukan hal yang mudah kalau kita belum terbiasa dekat dan didengar oleh mereka. Urusan walimah kenapa jadi parameter karena memang akan sangat banyak sekali hal-hal yang harus dikomunikasikan, dari masalah aqidah sampai konsep nikah yang syar’i. Sekali lagi…gak akan bisa kalau dadakan mau nikah, baru dikomunikasikan. So… mulai SEKARANG.
Dakwah keluarga memang banyak sekali tantangannya.. disini yang paling berpengaruh adalah keteladanan dari kita. Bagaimana mungkin kita akan didengar kalo keseharian kita aja kacau… terlebih orangtua kita atau saudara kita yang lebih tua yang mengenal sejarah kita sejak kita kecil. atau adek kita yang masih kecil yang kadang sok ngeyel kalo dinasehatin ‘…ah kakak juga dulu begini dan begitu…’ sabar yaa… niatkan lillah.. biar gak gampang loyo..
Harus rapi administrasinya… kalo syuro di kampus ngurus satu agenda aja pake ribut kesana kemari..ada catatannya rapi, terlebih ini urusan akhirat keluarga kita.. caranya gimana..?
1.sediakan 1 buku khusus untuk catatan dakwah keluarga, biar semangat.. bukunya disampul yang cantik.. kasih nama yang cantik juga example: ‘baiti jannati’ beloved family atau ya usroti.. cari sendiri yang lain giih. kalo yang punya laptop mungkin perlu folder sendiri khusus untuk dakwah keluarga.. tapi jangan lupa securitynya..
2.yang perlu dicatat...
a) evaluasi kondisi masing2 anggota keluarga kita.. apa aja PR mereka, apa aja potensi mereka. datanya dari yang kita tau, yang kita lihat, analisis dari obrolan kita dengan mereka tentang suatu hal, bisa juga dari pandangan orang sekitar tentang mereka.
b) evaluasi juga bagaimana kita di mata mereka.. tanya aja sama mereka kita seperti apa, atau kalo kita berpendapat tentang sesuatu bagaimana respon mereka. perlu buat targetan tentang pencitraan kita. sekaligus dicoba strategi pencapaiannya. plus evaluasinya.
misal. kita masih dicap sulit dihubungi.. strateginya: kita telpon rumah rutin, periodical.. tentunya disesuaikan sama kegiatan orang2 di rumah.. pas waktunya santai.. HP kita standby biar klo ada telpon dari rumah langsung tau.. tiap terima telpon,nadanya ceria…n lembut.
c) PR mereka apa aja… siapkan berbagai treatment yang dibutuhin sampai perangkat yang dibutuhin.
misal. ade punya temen cowo’ spesial.. treatmentnya..sesuaikan dg kondisi ade kita. misal ade suka baca, beliin cerpen2 islami..lihat contentnya harus ada yang sesuai target. ade’ suka nonton, ajak nonton film bagus.. yang nyambung tapii.. dan tentunya kita selalu ada saat dia pengin curhat.
d) buat program catatan progres/kemajuan mereka.. tiap mudik.. klo anak rumahan mungkin bisa dibikin diary, atau pekanan. teruus.. yang masih kurang apa, capaian treatmentnya seperti apa, analisis ulang dan buat targetan selanjutnya..
e) targetan untuk masyarakat sekitar atau keluarga besar juga perlu dimasukin.
intinya bangun komunikasi yang baik dengan keluarga, berikan keteladanan, dan citrakan kita keren loo…
semoga ga bikin tambah bingung. Selamat berjihad.. jadikan keluarga kita keluarga yang keren, bagus lagi kalo bisa jadi muharik (penggerak) dakwah di masyarakat.. subhanallah..
Seru kaan… kalo kita kelak ngumpul bareng di syurga Allah ta’ala…

Aku Bangun, dan Ternyata Aku Dah Tua

Tiap kali mudik, aku selalu berazam untuk memberikan kejutan kesan terindah buat keluargaku.. selentingan kecil tapi menggugah.. dan biasanya terbukti pada mudik episode berikutnya. yang aneh…mudik pekan lalu aku yang dibanjiri selentingan-selentingan itu, hampir tiap hari. Ga hanya dari keluarga intiku, tapi juga dari orang-orang di sekitarku.
Malam pertama aku di rumah, ayahku dah langsung nanyain skripsi. Malam berikutnya om datang ngajak ayah rencananya mau ke salah satu pesantren di Jawa Timur. Nanyain deh ke aku tentang proyeksi kerja aku sama nyentil soal nikah. Paginya bunda ngajak aku ke tempat temannya. Ibu itu nanyain banyak hal tentang kuliah aku dari awal sampai sekarang, karena beliaupun ingin anaknya kuliah di tempatku. Curhat masalah pembinaan anak.. wah subhanallah dapet banyak ilmu dari beliau. Beliau ga mau ketinggalan, nanyain juga tentang nikah. Canda beliau ke bunda, “Dah pernah di ajak ke rumah belum calon mantunya bu?”. Seperti biasa, aku dan bunda cuma senyum. Belum lagi dengan ibu-ibu sekitar rumah yang lewat atau mampir kalau aku sedang nyapu halaman. Selalu ada pertanyaan-pertanyaan klasik yang muncul setelah aku menyalami dan mencium tangan mereka. Ada-ada aja.. buka blog-nya orang kok ya kebetulan temanya tentang nikah semua. heran…
Hari yang tak tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Sepupuku yang tinggal di samping rumah melahirkan. Umurnya masih jauh lebih muda dari aku sih. Sejak sore bude’ dan yang lainnya dah mondar-mandir nyiapin sambutan buat dede’ bayi. Malamnya pkl 21.05, pecahlah tangisan hamba Allah yang baru merasakan hawa dunia, perempuan kecil dengan berat 3.7 kg dan panjang 50 cm. Aku menyaksikan bagaimana dia diperdengarkan adzan..subhanallah aku sampai merinding, kemudian ia dimandikan, dan didandanin sampai cantik. Tak kuasa menahan haru, aku langsung mencium dan memeluk bunda yang ada di sampingku waktu itu. Selentingan berikutnya, bunda bilang.. “Kapan bunda dapet cucu dari yayu (panggilan aku di rumah)? masa dari keponakan terus”… jreng..jreng. haaaa…
Subhanallah selentingan-selentingan itu membangunkanku dari tidurku.. iya ternyata aku dah setua ini… langsung kebayang deh semuanya…Ya Allah PR-ku masih banyak… dengan diriku yang belum juga keren, keluargaku yang belum bisa jadi muharik di masyarakat, ade’-ade’ di kampus yang masih juga harus ditatih. Mana mungkin aku ninggalin semuanya..
Akhirnya aku hanya bisa berusaha seoptimal mungkin menggunakan amanah waktu yang diberikan Allahu ta’ala saat ini dan berdoa agar amanah waktuku tak sia-sia.

Kusadari, tak semua sama…

Teringat masa-masa SMA saat aku masih harus berjuang mencari jati diriku.. seperti apa sebaiknya hidup yang harus aku jalani. Hingga pada akhir masa SMA, aku baru menemukannya. Subhanallah hidayah itu begitu amat mahal.. dan keistiqomahan menjaganya juga butuh energi yang sangat besar. Aku begitu semangat mencari tau.. harus belajar di mana-mana. Belajar dari tiap peristiwa dalam hidup. Belajar dari orang-orang yang luar biasa. Harus baca banyak buku..,etc
Saat ini yang aku inginkan.. semua orang juga merasakan sama seperti yang aku rasa. Terlebih pada orang-orang terdekatku. Kadang sering membayangkan apa yang mereka katakan padaku, apa yang orang-orang lakukan untukku demi membentuk karakter/kepribadianku. Lalu aku terapkan juga demikian untuk mereka. Tapi ternyata aku salah… mereka tak jua kunjung bersemangat memperbaiki diri. Ada yang aneh.. ?
Aku tersadar… tidak bisa semuanya disamakan. Kondisi tiap orang berbeda, pola pikirnya, dimensi rasanya, gaya hidupnya.. semuanya sangat dipengaruhi oleh bagaimana keluarga mereka mencetaknya. Ya.. karena setiap kita adalah produk pendidikan keluarga. Bahkan sangat dipengaruhi oleh kondisi kita saat dalam kandungan ibu kita, saat tahun-tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan kita. (red: buat mba-mba belajar jadi ibu yang baik dari sekarang ya… belajar tidak menjadi ahlul hawa.. biar anaknya keren. ingin generasi mujahid kan? )
Untuk para pembina.. binalah mereka seperti apa yang mereka butuhkan.. pahami mereka.. lalu arahkan.

Kuucapkan terima kasih tiada hingga untuk ayah bundaku.. abiya dan umiya di DS.. murobbiyah2ku... semua saudariku..dan sahabat-sahabatku…
terima kasih telah menjadi perantara sampainya ilmu Allah ta’ala padaku.
jazakumulloh bi ahsanal jaza..