Pages

Ahlan wa Sahlan

Bismillah..
ku mencoba berbagi sedikit ilmu
Semoga bermanfaat...
terima kasih atas kunjungannya

Search This Blog

Friday, March 16, 2012

Bukannya takut, tapi...



(curcool laagiii, hemmmh ya maklum bagiku menulis means curcol hehe..)

Air mataku serasa tumpah setiap membaca cerita demi cerita dalam buku “New Catatan Hati Seorang Istri” karya mba Asma Nadia itu.. kelak suamiku wajib baca buku ini.. and the next book is “Sakinah Bersamamu”. Hihi nek buku yang kedua ini nunggu antrian...
Menikah dan hidup berbahagia di keluarganya adalah impian setiap gadis, bahkan ini impianku sejak kecil.. karena sejak kecil konsumsi bacaanku lebih banyak tentang kisah putri yang ending ceritanya menikah dan berbahagia.. Namun kini dengan flashback penderitaan orang-orang di sekitarku dalam pernikahannya, kisah budheku, jerih payahnya eyang putriku (Allohuyarham) mempertahankan keutuhan rumah tangganya demi anak-anaknya, juga kisah beberapa tetanggaku.. Sedikit banyak memudarkan bayangan indahku tentang pernikahan. yaah sudah saatnya keluar dari negeri dongeng..
Dari apa yang ku hadapi saat ini juga kisah sahabatku, sinopsis penggal cerita ini yang paling membuatku syok...
***
Laki-laki yang telah menikah dan memiliki empat anak itu berbicara di tengah umum, di atas bus, “pernikahan saya tidak bahagia”.. “saya tidak pernah mencintai istri saya”.. Beliau menikah dengan perantara guru ngajinya tapi tanpa melihat calon istrinya terlebih dulu, ketika disodorkan foto dia hanya membaliknya. Menikah tanpa melihat wajah dan fisik. Hanya ingin ikhlas karenaNya..
“Jadi saya baru melihatnya ketika kami di pelaminan. Dan betapa kagetnya saya… karena perempuan itu sama sekali tidak cantik..”
***
Deg… hwaaaaaaaaa… huhuhuhu… (banjirr lagiii..)
Gak cantik njuk ga bisa mencintai? tapi udah punya empat anak.. How Come???? hikss..
Kalo mba Asma dalam bukunya bilang ingin sekali beliau meninju orang ini aku pengen lempar batu aja..(kan biar ga nyentuh hihi..) kejam teniiin.. Dan setelah baca halaman-halaman berikutnya lebih parah.. Pengin rasanya nebas leher suami-suami dzolim itu pake pedang..haha,
Ya Rasululloh (Allohumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi washohbihi wasallim). Aku makin jatuh cinta padamu.. Engkau bersedia menikahi ibunda Khadijah yang 15 tahun lebih sepuh darimu.. menikahi janda-janda yang ditinggal suaminya.. bahkan ibunda Saudah binti Zam’ah yang ketika itu bahkan telah sepuh dan menopause. Semua karena kasih sayangmu.. Bagaimana akhlaqmu sebagai suami, tak perlu dipertanyakan lagii… I Love You..
Pernah terlintas di benakku ketika aku putus asa.. jika bukan perintah Allohu ta’ala, jika bukan karena sunnah Rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam.. jika bukan karena Ibadah.. jika bukan karena keridloan Alloh yang dijanjikan.. jika bukan karena kerinduanku akan banyaknya kemuliaan peran-peran istri dan ibu.. jika bukan karena kerinduanku akan syurgaNya.. jika bukan karena kerinduanku pada putra putriku.. sungguh aku sama sekali tak ingin menikah.. Ga ridlo aku persembahkan cinta, ketulusan, dan pengabdianku untuk laki-laki yang dzolim.. Astaghfirullohal ‘adziim wa atuubu ilaik.. sadar-sadar-sadar..
Sahabat baikku pernah memberiku pelajaran berharga.. Dia telah berkali-kali gagal menjalani proses menikah.. namun ia masih tetap tegar.. pernah karena orangtuanya.. atau karena calonnya.. Ada yang yakin mengajaknya menikah tapi kemudian ragu dan membatalkan, tapi kemudian kembali lagi tapi juga dibatalin lagi.. Ada yang sudah cukup jauh prosesnya tiba-tiba laki-laki itu memutuskan prosesnya dengan bilang “saya malu sama temen-temen karena namamu jelek..” helloooo.. emang baru tau sekarang? Atau ada juga yang dikenalkan temennya, awalnya gak ada syarat aneh itu.. tapi selanjutnya laki-laki itupun memutuskan prosesnya dengan alasan “selisih umurnya cuma beberapa bulan.. aku ingin yang setidaknya 2-4 tahun lebih muda” sigh ^__^’… mendengar alasan-alasan konyol cerita sahabatku itu aku cuma bisa menelan ludah, mengelus dada dan menarik napas panjang.. heeeeh..
Dia masih bisa tegar, tetap tersenyum dan selalu ceria.. kadang dengan gaya kekanakannya juga candaannya menyemangatiku.. aku iri ukhty.. kalo aku jadi dirimu mungkin aku udah ngedrop.. Kau bahkan masih terus baik pada mereka dengan alasan ingin menjaga silaturahim..tak ingin menyisakan ruang di hati untuk si benci.. tetap mendoakan kebaikan untuk mereka.. aku saluuut ukhty..
Pesannya untukku,, “Saudariku.. tulang rusuk itu tidak akan pernah tertukar.. Alloh yang Maha Mengetahui segalanya.. kita hanya bisa ikhtiar meraba-raba takdirNya..manusia banyak kekurangannya, tentu bisa saja ikhtiarnya meraba-raba salah.. yang HARUS adalah ikhtiar dengan jalan terbaik, usahakan sebersih mungkin.., Alloh Maha Melihat ukh.. Dia mendengar setiap pinta kita.. ditunggu aja yang sabar.. Alloh sudah jamin.. pasti yang terbaik untuk kita akan hadir di saat yang tepat.. dalam kondisi terbaik kita.. InsyaAlloh.. yakinlaah..nikmati saat-saat penantian ini.. kelak ketika kau sudah menikah nanti, kau akan merindukan nikmatnya khusyuk bermunajat seperti saat sekarang.. ^^)
Aku semula tenang menjalani masa penantian ini..enjoy menikmati kesendirian.. masih bisa melanglang buana.. juga banyak belajar.. tapi sekarang udah mulai dag dig dug seerrr… berbagai pikiran “jangan-jangan” sering menghantuiku.. Bukannya takut, tapi aku khawatir.. karena menentukan calon suami yang baik adalah tanggung jawab pertamaku pada anak-anakku.. Dimana akan kuletakkan mukaku di depan anak-anakku jika ayahnya bukan seorang yang sholih, baik, penyayang, bertanggungjawab, yang bisa mendidiknya, menjadi teladannya, atau menjadi idolanya.. (Bunda akan ikhtiarkan yang terbaik sayang. sebersih mungkiin agar Alloh beri keluarga kita kebarokahan..Amiin)
Salah seorang kontributor di buku itu menyampaikan.. “Janji Alloh selalu benar, wanita yang baik untuk laki-laki yang baik.. tapi baik menurut Alloh.. bukan tidak mungkin jika wanita baik mendapat kesempatan lebih banyak untuk bersabarrr.. agar selalu menjadi lebih baik di hadapan Rabbnya.. Wallohu a’lam bish showwab.. ” Ya Alloh bagaimana denganku yang baru timik-timik berusaha belajar menjadi baik..?? Bolehkan aku meminta yang baik?? yang mencintaiku karena Alloh.. yang berbesar hati menerimaku apa adanya..??
Aku, setelah membaca buku ini.. semakin menyadari.. betapa pernikahan bernilai seperti janjinya Rasul dengan Alloh, Mitsaqon Ghalidzo.. betapa pernikahan bernilai penggenapan separuh dien.. betapa banyak kemuliaan bagi orang yang telah menikah.. karena ternyata banyak sekali ujiannya.. banyak sekali godaannya.. yang karena nafsu.. karena bisikan syaithonirrojiim.. karena khilaf.. luarbiasa..
Aku pun menyadari betapa pondasi seorang istri harus bener-bener kuatttt.. sekarang aku ngerti maksudnya umiya berpesan padaku waktu aku males banget dibangunin untuk sholat malem.. beliau bilang gini, “akhowat itu sholat malemnya harus panjaang.. dzikir dan doanya harus lebih lamaa.. AlQurannya harus kenceeeng.. biar semakin kuat.. kita mintanya banyak ma Alloh kaan?”. Merindumu Ummiya..
Ya.. seorang istri harus kuat..
harus kuat untuk terus percaya dan senantiasa berprasangka baik..
sabar,ikhlas, syukur, dan selalu ridlo dengan hidupnya..
harus cerdas..
harus selalu berbesar hati untuk memaafkan..
dan semua itu tak bisa didapat dengan instan, saudariku…

Ingin berpesan pada para lelaki.. jika engkau menginginkan istri sholihah.. berusahalah menjadi suami sholih.. jangan hanya menuntut.. figur yang bisa diteladani sudah ada.. siapa lagi jika bukan Rasululloh SAW.. Taukah kau betapa beratnya menjadi istri sekaligus seorang ibu? terlebih jika anaknya tak hanya satu.. Tegakah kau menuntutnya menjalankan segala perannya.. terlebih sebagai ibu, merawat dan mendidik anak-anakmu sendiri.. Bagaimana mungkin kau tega istrimu menjalani amanahnya dengan hati yang HANCUR ??? Bagaimana mungkin..??? Cintai dan sayangilah istrimu kelak.. jangan pernah sakiti hatinya terlebih mengkhianatinya.. ati-ati lhoo doanya perempuan itu jauh lebih mustajab dibanding laki-laki.. nah loo..

Teriring salam cinta untuk Ayahandaku untuk semua cerita penuh hikmahnya.. terimakasih untuk mendidikku selama ini.. mengajariku banyak hal.. menasehatiku agar mampu menjadi wanita mandiri.. karena kita tak akan pernah tau apa yang akan terjadi di depan sana..
Terimakasih juga untuk ibundaku.. aku yakin namaku selalu ada dalam doamu.. Mencintai kalian, sangat…
Terimakasih mba Asma untuk buku-bukunya… uhibukifillah.. Yassaralloh lakal umuur.. (aku ingin menjadi sepertimu.. :-) )
minta diaminin temen2.. ya Alloh.. Allohumaj’alnii mar’atus sholihah..warzuqnii azwaajan sholih.. Amiin.. ^^

No comments:

Post a Comment